Anugerah atau Musibah

Akhir2 ini, negeri tercinta kita sering dilanda bencana. Entah itu banjir, tanah longsor gunung meletus, dan lain sebagainya.  Anugerah-kah ? Atau musibah ?

Kebanyakan orang, menganggapbencana2 yang datang silih berganti ini sebagai musibah. Anggapan ini dapat dibenarkan. Melihat dari akibat2 yang ditimbulkan oleh 'sang musibah' ini. Berpuluh-puluh rumah rusak parah, ribuan orang meninggal, puluh ribuan orang dinyatakan hilang, dan dampak2 negatif yang lainnya. Jadi wajarlah bila orang2 menganggap bencana itu sebagai musibah. Wajarlah bila orang2 menyalahkan bencana atas hilangnya orang2 yang mereka cintai, harta yang mereka kumpulkan, dan lain sebagainya. Wajarlah bila orang2 meratap sedih akan apa yang terjadi. Bencana.. Bencana.. Bencana..

Namun coba kita lihat bencana ini dengan kacamata yang lebih luas. Kita akan melihat bahwa di balik musibah ini, ada hikmah yang terkandung. Ambil contoh, tanah di Kalimantan di kenal tidak subur. Sedangkan tanah di Jawa sangat subur. Ini disebabkan karena di Pulau Jawa berdiri banyak gunung berapi. Abu dari gunung berapi-lah yang menyuburkan tanah dan menjadi pupuk alami bagi tumbuhan.

Lagipula, dengan adanya musibah ini kita semakin peduli akan keadaan orang lain. Kita yang awalnya acuh tak acuh denagn keadaan daerah lain, berbondong-bondong datang memberi sumbangan. Jadi, Anugerah atau Musibah ?

0 komentar:

Posting Komentar