Mencium Keringat Orang Lain

Itulah ungkapan yang sering digunakan bagi orang yang mencontek. Bagaimana tidak ? Orang lain yang berusaha sampai berkeringat-keringat, tapi orang lain juga dapat hasilnya. Masih untung jika mengerjakannya dengan berkelompok, lha ini cuma modal nunggu, bisa dapat nilai bagus. Siapa yang tidak tergiur ?

Awalnya sih, mencontek itu seperti bermanfaat bagi kita. Bisa dapat nilai bagus tanpa usaha, nilai ulangan tinggi tanpa belajar, dan keuntungan2 semu lainnya. Padahal, mencontek ini sangat merugikan orang yang melakukannya. Bayangkan jika kita terbiasa mencontek, maka kita akan kewalahan ketika tidak ada orang yang bisa dicontek. Wah, bisa mati berdiri tuhh.. (hehe ^^)

Jika kita terbiasa bergantung pada orang lain, maka kita tidak akan bisa menjadi orang yang mandiri. Kita akan puas dengan hasil kerja orang lain, dengan mengakuinya sebagai hasil kerja kita sendiri. Bahakn orang yang suka mencontek memiliki banyak cara2 cerdik nan licik agar bisa mencontek. Bisa dengan cara halus maupun kasar. Dengan ucapan atau kalau perlu dengan perbuatan. Cara mudahnya sih, dengan mengatasnamakan persahabatan. Orang2 yang tidak memberikan contekan akan dijauhi, dikucilkan, bahkan dicap pelit ilmu oleh teman2nya. Klo belajar kelompok sihh, memang tidak boleh pelit ilmu, lha klo ulangan ??

Bahkan kebanyakan guru hanya bisa geleng2 kepala saja terhadapa masalah ini. Walaupun sudah diingatkan berkali-kali, itu tidak membuat para pencium keringat orang lain ini jera sedikit pun. Berbagai hukuman sudah dicoba, tetapi tetap tidak ada hasilnya. Sebenarnya semua terletak pada diri kita sendiri. Apakah kita mau berubah atau tidak. Jika kita percaya pada diri kita sendiri, maka kita pasti akan menjauhi yang namanya mencontek. Kita akan puas dengan nilai yang kita dapat dengan keringat sendiri. Berapa pun hasilnya.

0 komentar:

Posting Komentar